25 MARCH 2016

SMK dan MLM sama-sama bohong

Iosi Pratama

Tahu model bisnis

kan? Bagaimana mereka selalu mencari member-member baru.

Sekedar curhat saja. Di tahun lalu saya sempat dikenalkan dengan MLM, kronologinya di sekolah (SMKN 2 Surabaya) waktu sekitar jam 12-an saya mau sholat di mushola sekolah. dan kebetulan bertemu dengan 2 orang di Mushola yang katanya sebagai alumni SMKN 2 Surabaya, tapi jurusan mesin.

Lalu kami pun ngobrol “

” dia tanya ke saya. “

” Saya jawab gitu aja. “

”. “

” . “Oh, berarti masih baru yaa ”.

Dari obrolan pertama saya tahu bahwa mas yang pertama memang alumni SMKN 2 Surabaya, Mas Fauzi.  Sedangkan satunya alumni SMK Rajasa. “

” Loh, orang ini nanya gitu . “

”.

Yang tanya ini orang yang alumni SMK Rajasa. “

” dia nawarin gitu. “

” saya tanya begitu . “

” Tanpa berfikir apapun saya langsung mengiyakan kalau saya siap.

...

Dimalam harinya saya ijin ke orang tua kalau mau belajar bareng di rumah temen. Dan tepat setelah magrib saya bertemu dengan

untuk kelangsung ke tempat diskusi tadi.

Jalannya agak jauh sih, saya juga belum pernah melewati jalan ini sebelumnya. Sekitar setelah sholat Isya dan saya tiba.

Saya percepat cerita saya.

Ruangan disana kecil gitu kayak kos-kos an saya awalnya mikir udah gak yakin karena gak ada meja belajar ataupun papan tulis.

Salah satu mas nya di sana bilang gini “

” Next,  Setelah itu saya dibawa ke atas (lantai 2) untuk mendengar presentasi.

Disini saya mendapat pelajaran yang sangat beruntung, pertama dikenalkan dengan

sebuah PT yang katanya kita katanya akan kaya dengan tidak menjual produk tetapi entah saya pun belum tahu bagaimana saya bisa kaya.

Cepat saja, akhir dari presentasi itu menjelaskan tentang cara kerja pohon member dan beda dari MLM lain. Di penghujung presentasi disertakan jumlah dana untuk investasi kalau ingin bergabung dengan bisnis keren ini.

Yang jelas kalau ingin punya 7 pohon dibawah maka investasi nya adalah Rp 4.9xx.000.

Ini yang saya lihat, soalnya semakin banyak pohon dibawah semakin banyak kesempatan bagi anda untuk mendapat keuntungan lebih banyak.

Karena saya memang tipe orang yang lakukan dan lihat apa yang terjadi, saya berfikir kalau ingin bergabung dan harus bergabung secepat mungkin. Malam itu saya pulang sekitar jam 11 malam.

Dirumah saya berfikir bagaiamana cara mendapatkan uang Rp 5.000.000 dengan cara apapun. Pernah terfikir kalau menggandaikan BPKB sepeda motor, menjual tablet, atau dengan pinjam uang di bank .

...

Tapi akhirnya saya tidak bergabung dengan bisnis ini karena orang tua tidak setuju (saat itu saya ingin pinjam uang ke orang tua Rp 5.000.000) , saat leadernya presentasi ke ayah saya, ayah saya selalu bertanya sumber penghasilan dari perusahaan ini, karena katanya tidak disuruh menjual produk.

Karena ketidakjelasan ini ayah saya langsung menolaknya. Dan orang tua menyuruh saya untuk fokus belajar di sekolah .

Panjang lebar saya cerita diatas, point yang ingin saya tekankan diatas adalah persamaan pendidikan SMK dan bisnis MLM :

Katanya santai, tapi terus-terusan

Di MLM saya tahu awalnya leader bilang kalau bisnis ini bisa sebagai sampingan sekolah, kenyataan ketika kamu bergabung kamu akan menganggap semua orang adalah target, dimanapun akan presentasi tentang bisnis ini ke teman lama, teman baru, dan siapapun.

Sedangkan SMK yang semula kata temen-temen sekolah santai, tidak banyak teori. Tapi ketika kamu sudah memutuskan berada di bidang software engineering, kamu akan belajar terus apa itu software engineering, dari sejarah nya dulu, sekarang seperti apa, hingga kedepannya bagaimana software engineering akan menyelesaikan masalah sekitar. Tidak ada hari minggu, karena dihari minggu pun kamu juga akan belajar hal yang tidak jauh dengan software engineering.

...

Tapi bagaimana pun berkenalan dengan MLM membawa manfaat yang luar biasa bagi saya, misalnya :

Tulisan ini sebelumnya saya tulis di

blog wordpress

. Pada 25 Maret 2015.

Categories: Perspective

Back to Blog