Berinvestasi 100 Juta Pertama di Saham
Iosi Pratama
Iosi Pratama
3 tahun lalu aku memberanikan diri untuk nabung saham. Saham pertama yang aku beli waktu itu adalah BBNI. Aku beli nya di Stockbit, 1 lot. Sekitar 300 ribuan.
Itu lah awal mula hingga aku bisa nabung sejumlah yang aku tulis judul blog ini.
Sejak pembelian pertama itu, aku rutin nabung saham tiap bulan bahkan tiap minggu hingga sekarang mencapai lebih dari 100 juta yg aku investasikan.
Ditulisan ini aku ingin coba membedah awal mula nya, apa saja yang aku beli, bagaimana performanya dan apa saja catatan penting menurutku saat berinvestasi saham.
Mari kita mulai.
Sebelum saham, terlebih dahulu aku berinvestasi di berbagai instrumen seperti reksadana, p2p, Bitcoin, dan emas batangan.
Sebanarnya aku udah tahu Saham sebagai instrumen investasi, tapi belum berani karena aku ngga tahu apa-apa dan saham itu high-risk.
Inget sekali waktu di kos Padang Sambian, bapak kos punya semacam koleksi buku. Nah kebetulan salah satu buku nya adalah tentang Saham yg ditulis oleh Ryan Filbert. Aku memutuskan untuk mencoba baca dan memahaminya.
Sejak saat itu aku mulai tertarik untuk baca-baca seputar saham lebih banyak lagi.
Sambil baca-baca dan cari konten edukasi saham di youtube, aku juga daftar di aplikasi Stockbit. Dulu aku pilih stockbit kebetulan karena youtubernya juga pake aplikasi ini.
Fast forward, 2-3 minggu proses pendaftaran berhasil. Akhirnya aku memberanikan diri untuk deposit dan membeli saham pertama. Saham yg di beli adalah BBNI hasil rekomendasi di youtube hehe. Pada akhirnya lumayan untung juga. Beli pas masih covid.
Dari pembelian pertama itu tadi, aku mulai meluangkan lebih banyak alokasi untuk nabung saham. Sambil nabung reksadana tentunya.
Aku juga pake sebagian besar uang hasil freelance (diluar gaji kerja) untuk nabung saham. Selama itu pula aku terus belajar tentang saham dari berbagai sumber.
Jujur aku masih belum bisa baca laporan keuangan. Cara ku tahu suatu emiten bagus engganya yaa liat review di youtube sambil membangun pemahamanku sendiri.
Saham Indo yang paling banyak aku beli dari Bank Jago. Ini saham dengan return yang paling gede juga di portfolio. Bahkan saat Bank Jago berada di harga 18 ribuan. Portfolio saham indo sendiri ku sampe 100Juta.
Pada akhirnya turun drastis lagi.
Kira-kira seperti ini portfolio terakhir di saham Indo ku.
Total aku investasi 45 Juta an.
Dengan kondisi portfolio yang sepertinya seimbang antara hijau dan merah.
Selain berinvestasi saham Indonesia. Aku juga investasi di saham US. Sebelumnya aku pernah nulis nya disini. Beli saham perusahaan luar untuk pertama kalinya. Waktu itu saham pertama aku yg beli adalah SQ Block. Perusahaan yg bikin Cash App.
Aku pake aplikasi Gotrade.
Nah saham US ini aku lebih suka karena exposure ke lebih banyak perusahaan teknologi. Industri dimana aku bekerja jadi aku lebih paham. Selain itu pilihannya banyak dan biaya komisi yang hampir 0 alias gratis.
Sejak pindah kerja ke Finblox. Gaji ku naik lebih dari 2 kali lipat. Membuat ku lebih banyak uang untuk ditabung.
Nah aku mulai rutin nabung di Gotrade ini tahun 2022 ini. Mulai dari Januari.
Kira-kira portfolio terakhir ku seperti ini.
Total yang aku investasikan (deposit) 5200 atau dalam rupiahnya sekitar 78 Juta.
Dengan berikut rincian yang aku beli
Di Saham US ini dominasi merah semua yang berarti market lagi tidak baik-baik saja.
Nah, setelah aku total jumlah uang yang aku investasikan di saham Indo dan US, ternyata sudah melebihi 100 juta.
Bahkan salah satu target ku buat investasi 5ribu USD tahun ini sudah tercapai. Allhamdulillah.
Rasanya bangga banget.
Walaupun masih dalam keadaan minus yang cukup besar. Aku masih mengikuti plan untuk nabung rutin.
Senang rasanya bisa investasi dan nabung hingga 100Juta. Salah satu milestone. Hal besar itu bisa dicapai karena aku nabung rutin sedikit demi sedikit.
Rugi di saham adalah hal wajar. Aku banyak terbantu oleh buku The Psychology of Money. Volatilitas harga saham di pasar adalah harga yang perlu dibayar oleh setiap investor untuk mendapatkan return yang jauh lebih besar lagi di jangka waktu yang lama.
Aku investasi saham untuk jangka panjang (10 tahun lebih) dan pakai uang yang ngga aku butuin dalam waktu dekat. Aku ada reksadana untuk emergency fund dan kebutuhan menengah. Salah satu strategi investasi yg aku terapin itu Goal Based Investing.
Masih perlu banyak belajar. 2 Bulan terakhir aku beralih ke Index Fund untuk saham US karena ngga mau pilih2 perusahaan sendiri. Aware karena pemahamanku masih sangat minim.
Tulisan ini mulai aku tulis pada 27 Agustus di C2O Library, Surabaya dan baru aku publish di 24 Sep 2022.
or you might also like: