Hari ini adalah ulang tahunku yang ke-26! Alhamdulillah.
Terinspirasi dari Aaron Rolstron yang pernah menulis “Twenty Nine Lessons” aku juga ingin mencatat hal-hal penting yang terasa paling berdampak dalam hidupku sejauh ini.
Ini 26 hal yang aku pelajari, alami, atau yakini selama 26 tahun hidup:
- Berusaha Taat. Melakukan apa yang diperintahkan dan menjauhi larangan-Nya—fondasi hidup yang paling dalam.
- Percepatan hidup tersembunyi di hal-hal berikut ini: tahajjud, dhuha, sedekah dan berbuat baik ke orang tua.
- Rezeki itu soal waktu. Kadang baru datang saat kita udah lebih siap menerimanya.
- Belajar keuangan dan investasi sedini mungkin. Biar segera mapan.
- Nabung dalam bentuk Bitcoin. Bentuk uang terbaik yang aku yakini.
- Investasi terbaik tetap diri sendiri. Ilmu, nilai, dan kesehatan mental.
- Belajar bahasa Inggris. Buka pintu ke dunia yang lebih luas.
- Belajar cara belajar. Skill paling meta dan paling berguna seumur hidup.
- Hindari software bajakan. Biar hasil kerjaan kita lebih berkah.
- Rutin olahraga. Nggak harus berat, yang penting konsisten.
- Makan sehat. Apa yang masuk ke tubuh, akan keluar dalam bentuk energi, mood, dan kualitas hidup.
- Jangan remehkan istirahat. Tidur yang cukup. Beli kasur yang ergonomis walaupun lebih mahal.
- Merantau. Belajar mandiri, keluar dari zona nyaman, kenal diri sendiri.
- Coba banyak bidang. Jangan buru-buru merasa “ini bukan jalanku.”
- Bangun personal branding di internet. Nggak harus jadi influencer, tapi jadi dikenal karena karya itu penting.
- Kredibilitas dan kejujuran. Dua hal yang kalau rusak, susah dibangun lagi.
- Punya rasa ownership yang tinggi. Walaupun kamu karyawan atau freelancer yang bekerja untuk orang lain.
- Jaga integritas bahkan saat nggak ada yang lihat. Integritas itu diuji saat kamu sendirian.
- Belajar AI. Dunia bergerak cepat, jangan jadi penonton.
- Bikin dokumentasi hidup. Tulis jurnal, foto momen, simpan voice note. Ingatan kita terbatas—kenangan enggak. Tidak harus di publish keluar.
- Kurangi multitasking. Fokus lebih tajam daripada cepat.
- Punya inner circle yang sehat. Lingkaran kecil yang saling dukung, bukan saling sikut.
- Belajar bilang “nggak.” Menolak hal yang bukan prioritas adalah bentuk mencintai diri sendiri.
- Bersyukur bukan berarti pasif. Tapi sadar bahwa kamu sudah cukup sambil tetap tumbuh.
- Jangan membandingkan hidupmu dengan orang lain. Apalagi yang di internet—semua punya waktu tempuh masing-masing.
- Hidup bukan lomba. Kadang, jalan lambat dan nikmatin pemandangan adalah kemenangan itu sendiri.
Terima kasih sudah membaca.
Semoga ada satu-dua hal dari tulisan ini yang bisa kamu bawa pulang—sebagai pengingat, inspirasi, atau teman di perjalananmu sendiri.
Iosi, 12 Juni 2025.
Back to Blog