Betapa pecundangnya saya
Iosi Pratama
Iosi Pratama
Dari yang ga berani bilang terus terang, buat goals lalu tidak tahan akan konsistensi untuk mencapainya, hingga mental ingin apa-apa secara cepat.
Menjadi pecundang semudah ketika saya keluar atau menyerah dari apa yang telah saya targetkan diawal tanpa gairah untuk mencapainya lagi. Give up!!! Selain itu ada beberapa sifat pecundang lainnya yang melekat pada diri saya sejauh ini, sifat yang mungkin akan memperlambat perkembanganku sebagai manusia untuk mencapai sesuatu hal atau lebih buruknya lagi membuatku jatuh pada kondisi yang super stress.
Ditulisan ini saya mencoba mengulas beberapa sifat pecundang yang saya lakukan yang masih melekat pada diri saya. Pada akhirnya saya percaya untuk selalu bisa berubah dan mencoba melakukan kebiasaan yang lebih produktif.
Iya, se sederhana ga berani mengungkapkan perasaan ke seseorang wanita sehingga saya terjebak di perasaan yang tak menentu. Saya malah terus menerus hanya memendam dan berharap dia macam-macam dan mengetahui isi pikiranku ala mentalist.
Come on. Saya selalu ingin nantinya bisa lebih mudah dan berani untuk mengungkapkan hal-hal yang berbau perasaan sehingga saya bisa merasa lebih lega. Selain itu saya juga ga berani bilang terus terang, katakan lah pada bos tempat ku kerja sekarang, tentang kondisi finansial saya yang sebenarnya sedang dalam kondisi kepepet, namun saya malah memilih bersikap baik-baik saja, Ini benar-benar membuat pikiran saya sering memikirkan hal-hal yang berat terus-menerus karena masalah finansial ini.
Lebih pecundangnya lagi, saya menyadari ada alternatif aktifitas yang bisa membantuku keluar dari masalah ini, namun dengan sangat buruknya saya malah bermalas-malasan, menyalahkan keadaan, mencari-cari alasan sehingga saya patut berada di kondisi ini. Rasain lu.
Tahun baru 2020 hanya bersisa 8 hari lagi, dan ada beberapa goals ku ditahun 2019 yang secara sadar saya memilih untuk tidak mencapainya. Membuat ebook tentang pengembangan diri untuk anak muda. Goals ini pada saat itu aku canangkan diawal tahun 2019, tahun sampai saat ini belum aku lakukan.
Kenapa? Ya karena saya terus-menerus menunda dan kurang berusaha untuk melakukannya. Tanpa progress sama sekali. Selain itu, karena saya seringnya tidak tahan atau kurang konsisten melakukan sesuatu untuk mencapai tujuan, jadinya saya sering gagal.
Goals menaikkan berat badan agar lebih ideal. Belajar suatu online course hingga selesai, Update portfolio design, melakukan pekerjaan sampingan, dan masih banyak lagi. Semua terbengkalai. Benar-benar seorang pecundang sejati.
Selain tidak tahan untuk hal-hal yang telah direncanakan sebelumnya, yang membuat saya berhenti. Lalu Menyerah. Ada lagi sifat pecundang yang masih saya lakukan secara istiqamah, yaitu mental mie instan. Apa-apa pengen cepet. Ingin kaya cepet, ingin menjadi expert dalam suatu bidang secara cepet, dan ingin punya ini itu secara cepet juga. Ga mau bersabar atau menikmati proses yang butuh lama sehingga hasilnya lebih optimal.
Mie Instan, walaupun cepat dan bisa membuat kenyang, tetap aja kurang sehat dibandingkan dengan masakan-masakan yang dimasak bersayur dan berlauk-pauk. Nah mental mie instan ini juga kadang bisa membuat kita mencapai suatu hal secara cepat juga, namun kurang baik untuk mencapai hal-hal yang memang membutuhkan waktu lama.
Sudah punya goals, namun menyerah untuk mencapainya. Mental mie instan yang pengennya serba cepet tanpa menikmati proses dan menghindari jerih payah. Betapa lebih pecundang nya lagi saya adalah saat melihat teman yang beprestasi, saya malah iri dan merasa lebih jatuh. Aneh kan. Maksutnya pecundang banget kan. Walaupun pada kenyataannya iri tidak membawaku kemana-mana hanya memperburuk situasi.
Ahh, betapa pecundangnya saya. Biarlah seperti itu saat ini dan saya akan coba merubahnya satu persatu dan menikmati proses yang lakukan mulai besok.
Ditahun 2020 nanti semoga saya menjadi pria yang lebih gentle yang berusaha kuat untuk melakukan hal-hal yang pecundang tidak lakukan. Saya akan berani terus terang untuk menyampaikan suatu hal walaupun belum tahu konsekuensinya.
Saya akan mencoba membuat goals dan menaati rules yang perlu dilakukan demi berproses meraih goals tersebut. Jauh jauh dari mental mie instan, serta menyikapi prestasi orang lain dengan syukur dan termotimasi. Ngomong aja memang selalu lebih mudah daripada mempraktikannya. Namun, tetap. Lihat lah nanti seperti apa.
or you might also like: