Waktu yang semakin terbatas

by  

Iosi Pratama

setelah menikah dan tinggal bareng istri, salah satu hal yang paling kerasa adalah waktu buat kebutuhan pribadi jadi jauh berkurang. waktu luang yang dulu bisa aku pakai buat nulis, baca-baca, atau ngerjain side-project, sekarang porsinya makin sedikit.

ada beberapa “job desc” baru yang sekarang jadi rutinitas, misalnya: kerja bakti kampung, ngevakum karpet dan sofa, bersih-bersih rumah, belanja mingguan, dan lain-lain. kegiatan-kegiatan ini rasanya udah “booking” waktu weekend dari jauh-jauh hari. kadang, baru sadar, waktu buat diri sendiri benar-benar harus dicari dan diatur ulang.

ini jadi realita baru yang mau nggak mau harus dihadapi dengan pendekatan yang beda. aku jadi belajar lagi soal arti fokus dan prioritas. nggak semua hal bisa dikerjain sekaligus, dan itu nggak apa-apa.

sekarang aku lebih menerima kalau pasti ada hal yang nggak selesai, dan itu bagian dari proses adaptasi.

yang penting, aku tetap punya pilihan buat nentuin mana yang mau dikerjain duluan. kadang, quality time bareng keluarga atau sekadar istirahat juga sama pentingnya sama produktifitas.

aku juga belajar buat lebih fleksibel—nggak harus semua berjalan sesuai rencana, yang penting tetap jalan dan dinikmati.

Categories: Brain Dump

Back to Blog