Memasuki usia yang ke 21, Lalu apa yaa setelah ini?
Iosi Pratama
Iosi Pratama
Besok, 12 June 2020 akan menjadi tahun ke 21 saya menjadi manusia hidup didunia ini, tahun dimana saatnya transasi dari masa-masa remaja yang penuh dengan permainanan ke masa-masa awal menjadi dewasa yang penuh dengan tanggung jawab.
Seperti tahun-tahun sebelumnya, saya selalu menulis blog di malam ulang tahun saya untuk sekedar menekankan bahwa usia saya telah bertambah satu tahun lagi.
Melihat satu tahun kebelakang, lalu melihat saat ini saya merasa bersyukur dengan hal-hal yang telah saya lakukan serta Allah berikan dan mampukan kepada saya.
Beberapa hal diantaranya adalah
Selama ini orang tua dan saya tinggal dirumah kakek (ayah Ibu). Dalam beberapa tahun terakhir sering terjadi perselisihan antara kakak Ibu (Pakde saya) dan ayah - meskipun yang diributkan hal sepele, hal ini juga didukung karena posisi ayah yang sudah pensiun bekerja tanpa penghasilan jadi seperti dipandang sebelah mata.
September tahun kemarin saya menyewa sebuah rumah, yang sebelumnya saya niatkan untuk membuat kantor, pada akhirnya saya pindah ke Bali dan rumah tersebut dapat dihuni oleh orang tua dengan tenang.
Dibanding dengan rumah kakek, rumah yang saya sewa masih jauh lebih baik.
Disini, walaupun saya yang menanggung semua biaya yang dirumah, saya yakin sanggup. Dengan melihat orang tua bisa tinggal dengan tenang rasanya sangat bahagia melebihi nilai-nilai uang yang saya keluarkan.
Selanjutnya, semoga Allah memampukan saya untuk memiliki rumah sendiri sehingga bisa ditempatin orang tua tanpa menyewa lagi.
Tahun kemarin saya keluar dari kantor saya yang lama untuk mencoba menjadi full-time freelancer.
Keputusan ini keluar karena ada beberapa pertimbangan sebelumnya, salah satunya kerena saya di September sudah mulai kuliah di Kampus Bisnis Umar Usman, Jakarta. Posisi saat itu sudah menjadi mahasiwa, namun belum membayar uang kuliahan.
Pada akhirnya, saya mengurungkan niat untuk belajar di kampus (Drop Out/mengundurkan diri sebelum masuk kuliah) dan lebih menyukai belajar dan praktik lapangan langsung.
Beruntung saya juga belum bayar uang kuliahan, jadi masih aman.
Nah belajar dan praktik dilapangan tersebut saya lakukan saat menjadi full-time freelancer.
Berbagai proyek UI UX dan Website telah saya kerjakan, banyak sekali pengalaman dan ilmu baru yang saya pelajari selama melakukan itu meliputi skill mendesain nya sendiri, hingga bagaimana bekerja bersama klien dan stakeholder lainnya.
Hal tersebut menjadi bekal yang cukup untuk pertualangan berikutnya.
November 2019, saat itu saya sudah punya home office di rumah yang telah saya kontrak sebelumnya. Niatnya saya ingin kembali membuat tim (usaha).
Namun disatu titik, saya merasa ada hal lain yang ingin aku dapatkan juga.
Kalau bekerja dirumah, uang dapat. Udah itu aja.
Lalu saya melihat opsi lain, saya ingin bergabung lagi dengan perusahaan yang bekerja dengan global tim (satu tim dengan bule-bule).
Salah satu desainer Gojek sempat mengirim saya pesan ngajakin gabung, tapi saya sendiri kurang tertarik saat itu.
Ada 2 opsi yang menarik, bekerja di Perusahaan Singapura yang berlokasi di Nongsa Digital Park, Batam atau bekerja di Melalie yang berlokasi di Bali.
Keduanya juga sama-sama memberikan saya kesempatan untuk bekerja bersama bule.
Perusahaan Singapura sempat lebih dulu berhubungan dengan saya, namun karena keputusan akhir yang kelamaan, Melalie menghubungi saya dan langsung menghire. Saya iyes untuk bekerja di Bali.
Di Bali saya bekerja di perusahaan yang bernama Melalie, setelahnya saya tahu bahwa saya juga bekerja untuk Itsavirus.
Bekerja Bali benar-benar memperluas cakrawala wawasan saya terhadap kehidupan. Disini saya dipertemukan dengan orang-orang dari berbagai daerah, berbagai negara, dan berbagai agama.
Di Bali ini juga saya mendapatkan kesempatan untuk menguji keimanan saya sebagai muslim. Hingga tulisan ini berjalan, saya telah melakukan banyak kesalahan. Saya sadar dan berusaha untuk menjadi lebih baik.
Di Bali juga saya belajar bahasa inggris lebih praktikal karena setiap hari pakai itu untuk berkomunikasi dengan client atau tim internal yang dari luar negeri.
Di Bali saya bisa bekerja dan jalan-jalan di akhir pekan untuk refreshing.
Banyak sekali hal baru yang saya pelajari saat di Bali.
Usia 21 nih, lalu apa selanjutnya?
Iya di usia ke 21 nanti saya ingin bekomitmen untuk beberapa hal.
Satu hal yang saya tidak puas terhadap tubuh saat ini adalah kurang proporsionalnya badan saya. Ini kadang membuat saya minder dan malu.
Apalagi tinggi saya yang 176, cukup tinggi untuk ukuran orang Indonesia. Namun dengan berat badan yang kurang, sangat terlihat kalau saya kurus.
Tahun ini saya mulai ke gym dan makan yang lebih banyak lagi.
Saya merasakan ada proses yang tampak, berat badan yang sebelumnya 59 Kg, terakhir saya timbang sudah 63,8 Kg. Target saya setidaknya 68 Kg untuk ideal, atau kalau 70 Kg lebih baik.
Disamping hal-hal itu, saya juga belajar dan membiasakan makan-makanan yang sehat. Se sederhana lebih suka makanan yang dibakar/direbus daripada digoreng.
Berhubungan dengan dunia kerja, saat ini saya dipercaya untuk memimpin tim desain yang masih berjumlahkan satu orang.
Seringkali karena saya merasa lebih tahu karena teman saya, saya tidak sabar bekerja dengan mereka saat ada hal-hal yang kurang benar.
Selanjutnya komitmen saya adalah bagaimana belajar menjadi humble lagi yang kemudian bisa terapkan di dunia pekerjaan.
Selain itu daripada ngomong-ngomong terusan untuk point out kalau dia keliru, saya ingin lebih sering untuk memimpin melalui memberi contoh.
Saya lakukan sebaik mungkin, sambil kasih sempatan tim saya untuk observasi bagaimana saya berkerja.
Udahan kali yaa untuk tulisan di malam ulang tahun ke 21 ini.
Selamat ulang tahun Iosi Pratama.