Keunikan Yogyakarta bagi Saya
Iosi Pratama
Iosi Pratama
Yogyakarta memang kota unik. Disaat banyak kota besar yang dipimpin oleh Walikota, mereka dipimpin oleh seolah Sultan Hamengkubuwono. Selain itu ada kata Istimewa yang melekat di nama Yogyakarta membuat kota ini semakin istimewa.
3 Hari disana dalam program study tour, saya banyak menjumpai keunikan dari kota yogyakarta. Keunikannya tersebut adalah
Iya, saat di Malioboro. Setelah kurang lebih 1 jam berbelanja. Saya kedapatan melihat mahasiswa berbondong demo menuju sebuah kantor di Jl Malioboro. Saya kemudian bertanya dan ternyata disana kantor DPRD. Karena penasaran, saya mendekat dan ingin mendengar apa yang mereka demo kan. Setelah mendekat, disana ada Mushola dekat kantor, akhirnya kesana sekalian mau sholat ashar.
Saat bertemu dengan seorang ibu-ibu penjaga loker disana, saya sempat bertanya. “Disini, sering ya mahasiswa demo ? ”. “Iya disini mahasiswanya kurang kerjaan mas”. Begitu jawabannya seorang ibu-ibu tadi.
Lalu saya ngomong gini “Hebat yaa, mahasiswa disini sangat kritis terhadap pemerintahan” . “Iya, mahasiswanya memang berani disini, Salah sedikit pasti ada yang protes”. “Oh gitu ”.
Selanjutnya saya langsung menuju sholat , karena sudah iqamah .
Jalanannya cukup kecil sih. Tapi sepanjang perjalanan bus kami tidak menemui kemacetan yang cukup parah. Ini entah kenapa mungkin karena kehebatan para perancang kota dengan sangat cerdik mengatur jalan lalu lintas di yogyakarta .
Kan saya masih di Malioboro. Sungguh, disana masih banyak yang menggunakan dokar, becak, dan sepeda. Bisa dilihat dari platnomor kendaran jogja yang terbilang sedikit.
Banyaknya bus dan mobil itu datang dari luar jogja. Pantes banyak tourist datang ke jogja untuk melihat bagaimana budaya Indonesia di kota istimewa satu ini .
Kampus UGM, Saya sih belum pernah ingin belajar di kampus ini, karena target kuliah saya di NUS (National University of Singapore). Tapi ini kampus sangat keren. Memang nggak kaget kalau ini kampus masuk 3 besar kampus terbaik di Indonesia.
Selain itu kampus ini berjulukan kampus kerakyatan, entah kenapa, tapi memang disana mahasiswa bukan hanya dari yogya, dari papua juga banyak, bisa dilihat dari yang demo ke kantor DPRD.
Gimana enggak berdatangan. Orang kalo bertanya gimana wajah Indonesia sesungguhnya ya jawabannya di Jogja. Selain banyak budaya Indonesia. Pemakaian produk dalam negeri disana sangat tinggi.
Coba bandingin dengan kota-kota besar lain, yang sudah ke barat-baratan cara hidupnya. Jogja mempertahankan budaya Indonesia bukan karena ketinggalan jaman, terbukti perancang transjakarta, transjogja juga dari Yogyakarta .
Hehe, ini sih menurut saya. Ceritanya sih ingin belajar bahasa (belajar ngomong dengan tourist di Prambanan), ehh, saat mendekat, mereka bahasanya bukan bahasa inggris, entah bahasa apa, tapi kayaknya sih Thailand kayak di film-film thailand gitu (Film Top Ittipat)
Bener, saya kaget , disana gantungan kunci cuma Rp 1000. Kaos aja loh, kaos banyak yang seharga Rp 13.500 di Malioboro. Tentu ini berbeda jauh kalo kita ke Bali. Kalo ke Bali kaosnya minimal Rp 50.000. Kalo di Jogja bener-bener murah.
Mungkin sampai disini saja keunikan dari kota jogjakarta.