Catatan setelah 6 Bulan Kerja di Tappz

Iosi Pratama

Beberapa hal menarik yang aku baru pahami dan dapatkan jawabannya setelah kerja di Tappz.

14 September 2023 kemarin menandai 6 bulan ku kerja di Tappz. Kantor baru, selalu ada hal baru juga yang bisa dipelajari dan tak terkecuali disini.

Tappz sendiri adalah perusahaan teknologi berbasis di Rossenheim, Jerman, yang fokusnya bikin aplikasi khusus platform Apple memanfaatkan AI.

Kerjaannya remote. Aku jadi satu-satunya tim member yg bukan domisili di Eropa. Menariknya, aku adalah karyawan full-time pertama juga.

Saat aku join, produknya baru AI Chat. Baru kemudian kita bikin beberapa aplikasi baru seperti AI Type dan Homie AI yang udah launch di App Store. Dan beberapa aplikasi lain yang masih di Testflight.

6 bulan berlalu, ada banyak hal yang aku catet. Beberapa diantaranya adalah:

Profitable

Ini menurutku paling penting dalam aspek bisnis. Berbeda dibandingkan saat aku kerja di Finblox dulu, sebuah startup crypto fintech yang fokusnya diawal dapetin user. Yang dikejar adalah growth dan traction. Running company nya pake duit investor. Setahunan lebih kita launch banyak produk dan fitur tapi revenue ga seberapa. Losing money. Bisa dipahamin sih karena itu bukan yg paling utama di fase awal. Tipikal startup teknologi.

Sedangkan Tappz dari awal berdiri udah mendapatkan revenue dari in-app purchase atau subscription dari tiap aplikasinya. Jumlahnya ratusan ribu dollar perbulannya. Ini membuat company dalam keadaan sangat sehat, apalagi tim nya kecil.

Menjadi profitable sesegera mungkin ini menurutku penting yaa terutama buat tim indie yg ngga ada investor luar. Profitable juga berarti bisnisnya bisa independent dan sustainable buat jangka waktu yang lama.

Tentang Kualitas

Lagi-lagi sebagai pembanding adalah Finblox. Di Finblox, speed is everything. Fail fast learn fast. Tiap minggu kita release something. Jangan kelamaan ngedesain atau develop sesuatu. Yang penting rilis meskipun kita pikir kualitasnya baru 80%. Sisanya bisa dikerjakan di waktu berikutnya.

Awal-awal di Tappz kerjaku cepet banget, bawaan dari Finblox. Tapi ternyata banyak hal-hal detail yang miss dimana direktur ku bilang untuk lebih meluangkan waktu untuk fokus ke kualitas, ngga perlu cepet-cepet. Gapapa lebih lama.

Ternyata ada toleransi waktu disini. Ini menarik juga. Sebuah culture yg aku butuhkan kalo pengen belajar bikin apps yg bener-bener bagus.

Lebih suka hiring yang berpengalaman

Ternyata hampir semua tim member yg di hiring beberapa bulan terakhir itu senior. Mereka adalah 1 designer, 3 iOS Developer, and 1 Backend. Tim inti yang bikin app.

Senior mungkin cost more dari segi gaji. Tapi sepertinya berjalan sangat baik. Company lebih produktif karena mereka udah tahu apa yg mereka kerjain dan bisa bawa pengalaman mereka langsung ke company. Jadi lebih worth it.

Note: aku bukan senior yaa.

Bajak talent dari company lain

Beberapa tim member di Tappz adalah hasil bajak dari company lain. Iya betul, orang yg masih kerja di perusahaan lama kemudian di reach out, diajak ngobrol dan diajak gabung. Terutama orang-orang dari app studio yang udah besar.

Tentunya Tappz punya offer tertentu ke mereka agar mau.

Perlu mikirin pov selling nya juga

Agar menjadi perusahaan yg profitable, kita perlu bikin produk atau aplikasi yang orang mau bayar, secara rutin.

Ini menjadi salah satu pertimbangan terutama dalam memilih aplikasi apa yang kita mau bikin. Salah satu cara yg kita lakukan dengan riset aplikasi dengan revenue yang besar. Atau melihat aplikasi apa yang paling banyak dicari di app store. Kita pake aplikasi Sensor Tower.

Lalu saat mikirin fitur apa yang mau dibikin pun perlu mempertimbangkan pov gimana jualannya. Apakah fitur tersebut useful enough sehingga orang mau pake dan bayar.

Optimasi di App Store

Ini mirip SEO tapi di App Store. Sebagai developer app, kita bersaing dengan banyaknya aplikasi sejenis di app store. Apalagi sama yang udah bertahun-tahun. Bagaimana agar standout atau tampil di urutan yang lebih tinggi saat orang nyari? Jawaban dengan optimasi.

Kita bisa melakukan A/B test secara rutin khususnya App Store Screenshots, App Icon. Kita juga perlu optimasi keyword pada deskripsi dan subtitle.

Kesempatan di SaaS masih besar

Kadang aku mikir, apa yaa aplikasi yang belum dibuat. Susah banget untuk menemukannya. Tapi ngelihat aplikasi yang kita bikin di Tappz. Menurutku kebanyakan ngga terlalu breakthrough banget. Kita bikin aplikasi yang jelas-jelas usersnya udah banyak.

Ini cukup mengubah padanganku terhadap SaaS atau industri software. Kalo selalu ada kesempatan buat produk yang baru. Ngga perlu risau meskipun aplikasi-aplikasi sejenis diluar banyak. Ini bukan winner takes all. Pie nya itu gede. Dapet dikit aja dari persentase global, itu udah cukup banget. 

Ini adalah kabar bagus buat tim developer kecil atau indie. Yang penting fokus untuk bikin aplikasi yang bener-bener works really well. Ada ruang untuk pengembangan. 

Menurutku bikin opiniated software menarik. Buktinya udah banyak. 

Kurasa itu beberapa catatan selama 6 bulan awal kerja di Tappz ini. Aku harap bisa terus belajar disini sampe aku bener-bener bisa bikin app sendiri, Amin.

Categories: Work

Back to Blog