Proposal ala orang ngobrol di Upwork

by  

Iosi Pratama

4 dari 5 proposal terakhir saya di Upwork mendapatkan balasan dari client. 1 proyek sudah berjalan dan hampir selesai, 2 masih dalam tahap brief, dan 1 client memutuskan mencari desainer yang lebih murah.

Menulis proposal adalah salah satu hal yang krusial ketika kita mencari pekerjaan freelance di Upwork. Hal tersebut karena proposal lah yang dilihat pertama kali sebelum client mengetahui tentang kita lebih jauh lagi.

Hal yang pasti dihiraukan oleh klien adalah ketika proposal kita terbaca seperti template atau robot.

Proposal yang membosankan

Berikut ini contohnya

Klien mencari freelancer untuk membantu mereka menyelesaikan masalahnya. Masalah nya ini biasanya spesifik.

Proposal seperti diatas kemungkinan besar dihiraukan oleh klien karena isinya yang hanya menceritakan tentang dirinya semua yang bersifat klaim, seperti berapa tahun pengalamannya, sifat personalnya, hingga daftar skill yang mereka bisa tanpa ada sangkut pautnya dengan kebutuhan klien.

Come on, yang klien pedulikan itu kamu bisa bantu dia atau nggak dengan cara yang tepat dan hasil yang bagus

Saat melihat proposal diatas, mereka menganggap si freelancer tidak niat dan malas nulis. Kalau proposal aja malas, apalagi nanti dipekerjaan?

Ditambah lagi akan banyak freelancer yang juga mengirim proposal ke klien.

Klien tentu akan memilih freelancer dengan proposal yang menarik dalam artian mampu meyakinkan mereka, peduli dengan masalah mereka, dan menunjukkan dia bisa membantu mereka.

Lalu bagaimana alternatif cara menulis proposal yang terkesan lebih peduli terhadap klien?

Ditulisan ini saya akan mencoba menuliskan tentang bagaimana saya menulis proposal dengan kemungkinan di balas oleh klien cukup tinggi, yaitu menggunakan teknik proposal ala orang ngorbol.

Sebelum kesitu, mari menengok bagaimana saya menulis proposal di upwork beberapa bulan yang lalu.

Proposal panjang lebar

Di proposal tersebut saya telah memcoba memperbaiki cara saya menulis proposal dengan melakukan bererapa hal berikut

Menulis dengan custom dan sesuai dengan kebutuhan klien

Karena klien minta link portfolio, saya kasih link portfolio juga.

Mencoba menjadi friendly.

Menjawab pertanyaan seputar tools yang saya pakai

Menulis dan mengirim beberapa proposal dengan tipe yang diatas ternyata masih dicuekin. Tidak ada satupun yang dibalas.

Lalu dibawah ini adalah alternatif lain yang saya lakukan.

Di proposal diatas, saya telah mencoba beberapa hal hasil saya belajar dari berbagai sumber di internet.

Menyebut nama klien dan menyapa

Bercerita tentang proyek yang mirip dengan kebutuhan klien di waktu sebelumnya

Memberikan estimasi berapa lama pekerjaan tersebut akan selesai

Membagikan bagaimana desain proses yang saya gunakan saat mendesain

Memberitahu waktu GMT saya sehingga klien tahu kapan bisa berkomunikasi dengan dengan lancar

Ngajakin 5 menit call untuk membahas proyek yang dibutuhkan

Membuat milestone proyek berserta tanggal deadline nya yang spesifik

Ternyata dengan tipe proposal diatas, lebih dari 10 proposal yang saya kirim ke klien, yang membalas hanya 1 hingga 2.

Hal ini lebih baik daripada proposal panjang lebar sebelumnya. Walaupun pada akhirnya nggak ada yang deal jadi proyek.

Proposal ala orang ngrobrol

Balik lagi ke topik tentang proposal ala orang ngobrol, ini adalah teknik menulis proposal yang saya lakukan 2 minggu terakhir.

Menariknya, dari 5 proposal yang saya kirim. 4 diantaranya dibalas. Rasio yang sangat tinggi, hampir 80%, sedangkan normalnya biasanya dari 10 proposal 1 dibalas, atau lebih daripada itu malah tidak ada yang balas.

Lalu bagaimana proposal yang ala orang ngobrol yang saya maksut?

Berikut ini contoh proposal yang saya tulis

Kalau kamu perhatikan, maka kamu akan menemukan sebuah polanya yaitu daripada menulis proposal yang begitu panjang dan details, saya langsung bertanya to the point tentang proyek dari klien.

Langsung bertanya tentang perusahaan klien atau pekerjaan yang bersangkutan

Pendek. Klien nggak perlu baca panjang lebar. *Mungkin karena yang lain panjang lebar jadi dia membalas yang pendek

Teknik proposal terjadi karena saya menulis proposalnya menggunakan hp. Jadi agak susah kalau ingin menulis panjang lebar seperti saat menulis di laptop. Mau nggak mau langsung to the point.

Mengejutkan karena ternyata justru dibalas.

Categories: Work

Back to Blog