Ikhtiar dulu baru tawakkal

Iosi Pratama

Dalam hadis riwayat at-Tirmidzi disebutkan, pada zaman Rasulullah SAW ada seorang laki-laki ingin meninggalkan untanya di depan masjid tanpa diikat, dengan alasan ia bertawakal kepada Allah SWT. Ketika hal itu diketahui Rasulullah SAW, beliau mengatakan “Ikatlah untamu lebih dahulu, kemudian bertawakal.”

Setelah mendengar nasihat dari Rasulullah, akhirnya sahabat Rasulullah mengikat untanya di pohon sesuai anjuran. Dalam cerita ini, Nabi mengajarkan kepada kita agar bekerja dan berupaya terlebih dahulu sebelum pasrah kepada Allah SWT.

Kalau kita coba membawa pesan Rasulullah ke kondisi kita sekarang di masa pandemi Covid-19. Stay di rumah, menjahui kerumunan, ikut vaksin, dan taat prokes adalah bagian dari ikhtiar atau usaha. Sisanya kita pasrahkan pada Allah, semoga selalu diberikan kesehatan.

Miris ketika melihat orang yg begitu percaya diri di sebuah forum yg kemudian di share di social media mengatakan jangan takut pada covid, jangan mau di dikte global. Takutlah hanya pada Tuhan, lalu bawa2 ayat2 Al Qur’an yg kemudian di tepuk tanganin banyak orang. Kelihatannya benar, tapi kurang tepat.

Di video yg sama orang tersebut menyinggung Inggris (Sepakbola yg masih jalan) dan Cina yang menurut dia udah ngga ada covid lagi.

Kalau mau, kita perlu bedah dulu satu persatu.

Inggris kasusnya lagi naik lagi walaupun emang turun. Inggris juga punya tingkat kematian tertinggi di eropa. Bagusnya inggris sempet ada lockdown total. Warga patuh wajib pakai masker walaupun ngga menutup kemungkinan juga pasti ada orang2 yg bandel dimanapun negaranya.

Selain itu sejauh ini setidaknya 75% seluruh warga inggris di vaksin. Itu hal bagus untuk segera pulih dengan herd immunity.

Di Eropa kita bisa belajar dari Slovenia dengan kasus baru yg sedikit.

Kalau Cina. Mereka dulu berani lockdown total. Hal yg negara kita belum berani lakukan karena pasti banyak kontra dari segi ekonomi. Selain itu ada pengawasan ketat untuk masker dan social distancing.

Bagus nya di negara yg ngga demokrasi, rakyatnya ngga bisa apa2 selain nurut. Ngga bisa bebas ngeluh dan nyala2 in pemerintah atas apapun yg dilakukan.

Selain itu jadi negara yg menyuntikkan vaksin terbanyak di dunia.

Hasil dari nahan lapar, ngga bisa keluar, ngga ada penghasilan, dan kondisi buruk warga Cina lainnya terbayarkan karena kasus covid yg baru sangat sedikit sekarang. Kini mereka bisa mulai beraktifitas lagi memulai usaha dari awal.

Baik Cina maupun Inggris sudah melakukan ikhtiar/usaha maksimal mereka duluan. Baru setelah itu menikmati hasilnya.

Di Indonesia, Semoga yg aku tulis ini hal yg objektif yaa

Aku yakin pemerintah sendiri sudah berusaha semaksimal mungkin. Di Indonesia penanganan covid dari sisi kesehatan sendiri pengennya di barengi dengan pemulihan di sisi ekonomi.

Jadi itu kenapa ngga pernah lockdown total. Ekonomi diusahakan agar jalan. Itu adalah jalan tengah yg selama ini diambil. PSBB dan PPKM adalah contohnya.

Sebenarnya Pemerintah Indo udah baik loh.

Walaupun emang banyak saudara kita yg pada akhirnya kesulitan untuk cari makan dan bertahan hidup karena ekonomi begitu susah. Menurutku itu perlu dicarikan solusi yg lain yg fokus ke sosial.

Menurutku lagi banyak warga Indonesia yg masih belum menerima situasi Covid ini. Bagi mereka hidup itu yaa seperti apa yg sebelum Covid. Karena diawal sudah menolak, dalam otak sudah ternaman, maka akan lebih mudah cari alasan untuk tidak taat prokes dan peraturan pemerintah.

Situasi begitu kompleks sekarang. Kesehatan jatuh, Ekonomi jatuh. Itulah konsekuensinya. Tapi harapan selalu ada.

Buat teman-teman, yuk mulai terima kenyataan kalau kita hidup di era pandemi dengan segala kebiasaan baru.

Taatin prokes. Pakai masker bila keluar dan menghindari kerumunan.

Konsumsi makan yg bergizi dan supplemen kesehatan.

Olahraga rutin.

Semua itu adalah bagian dari ikhtiar kita saat ini. Kita serahkan hasilnya pada Allah.

Bila kamu sakit, semoga cepet sembuh dan baikan yaa.

Categories: Thoughts

Back to Blog

or you might also like: