• Skip to primary navigation
  • Skip to content

Iosi Pratama

Product Desisigner Designer & Side-Project Enthusiast.

  • Home
  • About me
  • Blog
You are here: Home / My Thoughts / Status Facebook Mas J yang menampar hidup saya

Status Facebook Mas J yang menampar hidup saya

June 13, 2018 By Iosi Pratama Leave a Comment

Sore ini, saya membuka facebook seperti biasanya.

Namun ada hal yang luar biasa, itu terjadi ke Mas J (Jaya Setiabudi) mengepost sebuah kisah hidupnya.

Cerita tersebut benar-benar menampar hidup saya karena apa yang terjadi pada beliau juga terjadi pada diriku.

Inilah status Mas J.

KISAH KESOMBONGANKU

Surabaya, Maret 1997, hari terakhir di rumah kos, saya berpamitan untuk esoknya pulang ke Semarang dan melanjutkan panggilan kerja ke Batam

Di kamar kakak kelas, Budi Ansyari, bersama dengan adik kelas saya, Oki, dan seorang yang saya kagumi,
Agil Assegaf, kami duduk bersila. Saya membuka percakapan.,

“Mas Agil, besok aku kan aku udah gak (kos) di sini lagi. Boleh gak aku minta Wejangan dari Mas Agil, apa
yang harus aku perbaiki didiriku?”

Ada suatu alasan yang kuat kenapa saya memilih sosok Agil, senior 1 kos saya, untuk memberikan masukan kepada saya, Agil tak istimewa dalam prestasi akademis, Bahkan saat saya Iulus kuliah, dia masih belum menyelesaikan skripsinya, Padahal dia adalah kakak kelas 1 tahun mendahului saya.

Dia pernah memberikan pengakuan kepada saya, “Aku gak pernah ‘Iolos’ sholat 40 hari. Ada aja yang membuatku
‘putus’ sebelum 40 hari,”

Kamar Agil nyaris tak pernah tertutup, karena saking ramainya kawan-kawan dia berkunjung tak kenal waktu. Suatu saat pintu kamarnya tertutup, saya
mendegar isak tangis di dalam.

Kemudian saat saya ngintip dari jendela nako kamarnya, saya melihat dia duduk bersimpuh di sajadah, sedang bermunajat kepada Allah hingga menangis tersedu-sedu, seolah dia sudah melakukan dosa yang sangat besar,

Saya pernah bertanya kepada Agil, “Mas, berapa mas
(bayar) abonemen katering ke Emak (pembantu kos) tiap bulannya?”, karena saya sering melihat Emak
membawakan makan ke Agil, “Abonemen katering? Gak ada koq Jay. Itu Emak aja yang baik sama aku”
jawab Agil,

Agil adalan sosok yang paling dicintai dan dermavvan di kosan kami, Hal itulah yang membuat saya ‘iri’, kemudian mendorong saya untuk bertanya apa rahasianya dan apa yang harus saya perbaiki.

Inilah Jawabannya

“Mas Agil, besok aku kan aku udah gak di sini Iagi, Boleh gak aku minta wejangan dari Mas Agil, apa yang
harus aku perbaiki didiriku?”, tanya saya,

Agil: Yakin loe Jay mau dengerin?!

Saya: Iya Mas, Diantara kawan-kawan disini, Mas Agil yang paling aku tuakan dan teladani.

Agil: Jay, gue sayang banget sama Ioe, Loe udah gue anggap adik sendiri, Cuma yang gue gak suka dari loe, Loe tuh SOMBONG #Jeduerrr (muka saya
Iangsung meradang)

Saya: Sombong? Boleh tahu sombong seperti apa yang Mas Agil maksud? Apa yang mau aku sombongin, kuliah aja naik sepeda ontel!

Agil: Jay, sombong itu bukan hanya masalan harta, tapi lebih bahaya yang lainnya Jay, kalo bicara hal
amalan sholat, dzikir, ngaji, gak ada yang menang dengan Ioe di kosan ini, Tapi kalo gue surun pilih imam
sholat gue.” GAK BAKAL GUE PILIH LOE Gue pilih Oki
(adik kelas semester 1, yang kebetulan duduk di antara saya dan Agil saat itu), Tahu kenapa?

Agil: Karena loe sombong. Bukan karena harta, tapi karena sikapmu, Kalo loe gak suka dengan seseorang, loe seolah gak akan membutuhkan dia Iagi, gak mau
ketemu dia Iagi. Padahal bisa jadi dia akan jadi menolongmu suatu saat nanti.

Saya hanya termenung..

Agil: Jika hati ibarat tempurung kelapa (sambil memperagakan dengan tangan kanan di bawah menegadah keatas) dan air yang menetes ibarat
amalanmu, maka seberapa deras amalanmu tak akan terkumpul,jika tempurung kelapa itu bocor (sombong). Sedangkan kenapa aku pilih Oki? Karena
meski Oki ilmu agama dan amalannya (dzikir) biasa saja, tapi karena kebersihan hatinya, amalan itu akan
terkumpul, Tempurung kelapa itu akan penuh,

Suasana menjadi tegang, Oki dan Mas Budi siap beranjak, namun saya tahan kedua kaki mereka dan berkata, “Gak papa Ki, Mas Bud, tetap disini aja, Aku tahu ini gak enak buatku, tapi aku tahu ini bagus buatku”

Malam hari itu saya termenung, memang benar, kala itu kawan dekat saya bisa dihitung jari. Jika saya tak cocok dengan sikap seseorang, saya cenderung tak mau mendekat dan berkumpul dengannya, Kebencian saya menutup segala kebaikan dan kebenaran pada
dirinya, seolah hanya saya yang benar.

Saat itu juga saya berjanji kepada diri dan Allah tentunya, saya akan berusaha mengubah sikap kesombongan saya. Meski saat ini masih tersisa
(banyak) kesombongan, saya mensyukuri pertemuan itu, Sayangnya, malam itu adalah malam terakhir saya
bertemu dengan Mas Agil, Hingga saat ini belum bertemu dengan Mas Agil.

Hingga saat ini, belum
ketemu jejak dia Iagi. Bahkan sempat saya sayembarakan, hasilnya masih nihil

Setiap malam takbiran, saya hanya bisa mengingat dan mendoakan dia, semoga keselamatan dan keberkahan berlimpah kepadanya.

Semoga suatu saat saya bisa memeluk dan melepas kangen dengannya.

Aamiin..

Yaa Latiif._ lembutkanlah hati ini._
“Jika hati ibarat tempurung kelapa dan air yang menetes ibarat amalanmu, maka seberapa deras amalanmu tak akan terkumpul, jika tempurung kelapa
itu bocor (sombong)” ~ Agil Assegaf

….

Setelah membaca status tersebut, saya langsung mencoba bermuhasabah diri.

Saya mengenal diri saya sebagai orang yang bertingkah laku sombong seperti Mas J dulu. Beruntung Mas J dipermukan oleh Allah dengan sosok Agil Assegaf.

Allahmdulillah juga saya dipertemukan dengan cerita Mas J sore ini.

Terima kasih Mas J, Barakallah.

If you are not tired, this article is related:

  • The more your network, the easier you get something
  • Ya Allah, saya pengen Macbook buat ibadah kepada Mu
  • Hidup Lebih Baik yang Belum Tentu Disambut Baik
  • 12 Catatan penting saat menjalankan Startup Web Design Agency

Filed Under: My Thoughts, Perspective Tagged With: Thought

Iosi Pratama

Hi, I am nineteen. I am a UX Designer and Side-Project Enthusiast. I'm Currently working at Djavaweb as UI UX Designer.

Reader Interactions

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Copyright © 2019 · Iosi Pratama