Tulisan ini adalah rangkaian series Product Design Sprint 101 bagaimana metode design sprint dilakukan. Sebagaimana pada tulisan (Product Design Sprint 101 – Bahasa Indonesia), dijelaskan mengenai design sprint sebagai suatu metode untuk membangun konsep, solusi dan design product secara menyeluruh dengan 5 tahapan yang dilalui dan dapat dilakukan selama 5 hari. Tulisan ini adalah seri kelima yaitu hari kamis dari design sprint.
Setelah hari selasa kita menggambar konsep sketch, kemudian hari rabu merancang storyboard yang siap dibuat prototype pada hari kamis ini.
Kita akan membuat high definition prototype.
Di hari keempat design sprint, designer mempunyai tanggung jawab lebih besar karena kemampuan untuk mendesign komponen-komponen design.
Tapi tunggu dulu apakah pada prototype ini diperlukan juga coding?
Sebelumnya prototype seperti apa yang diharapkan didalam design sprint ini?
Secara sederhana, prototype adalah sesuatu dimana seseorang atau user dapat melihat dan merespondnya.
Prototype tidak perlu harus sangat kompleks, prototype bukan final product. Tujuannya adalah untuk mempelajari mengenai product itu sendiri dan mendapatkan respond dari user secara cepat.
Berikut ciri-ciri prototype yang diharapkan didalam design sprint ini:
Buat secara minimal
Namun semampunya membuat design yang mendekati real product – good but not pixel perfect.
Harapannya adalah kita mendapat respond dari user, bagian mana yang mudah dimengerti dan bagian mana yang susah mengerti atau bahkan bingung.
Pergunakan label yang sebenarnya
Jangan sekali-sekali menggunakan label dummy seperti “lorem ipsum”. Gunakan label yang sebenarnya baik itu label frame product, atau input text, button dan lain-lain.
Intinya kita ingin mendapatkan respond user, seberapa kecepatan user untuk belajar dan memakai product kita.
Utamakan menggunakan tools prototype seperti keynote
Product seperti web base ataupun mobile apps dapat dibuatkan prototype tanpa perlu coding terlebih dahulu.
Keynote sudah mencukupi untuk dapat dipergunakan sebagai prototype.
…
Didalam design sprint dianjurkan untuk menyelesaikan prototype dalam waktu satu hari, sehingga sangat ideal untuk menggunakan tools seperti keynotes.
Banyak kelebihan yang bisa kita manfaatkan dengan menggunakan keynote untuk prototype, diantaranya adalah kecepatan, mudah untuk membuatnya, tidak hanya designer yang bisa menggunakannya, bisa diexport ke PDF (bisa untuk prototype mobile apps), jika terjadi masalah mudah untuk memperbaikinya.
Namun ada pilihan lain jika menggunakan PC yaitu powerpoint, silahkan untuk eksplorasi referensi building PowerPoint prototype.
Untuk memudahkan ada template untuk keynotes khusus mobile apps yaitu keynotopia – lengkap dengan button, menu dan komponen mobile apps.
Oke, jika sudah memahami prototype seperti apa yang akan dibuat di hari keempat design sprint ini beserta tool.
Let’s do prototype.
Buat asset library terlebih dahulu
Untuk efesiensi, pertama hal yang perlu dilakukan adalah membuat aset library yang digunakan bersama seperti standard frame misalnya untuk aplikasi web butuh browser bar, kemudian avatar, logo dan lain-lain.
Asset library ini dipakai bersama jika ada pembagian tugas untuk membuat prototype.
Divide and conquer
Jika terlalu banyak design yang akan dibuat dan tidak cukup waktu, maka perlu team work yang bagus.
Lihat komposisi tim dan membagi semua anggota tim yang bisa membantu untuk membuat slide di keynotes, walaupun levelnya newbie.
Tugas designer nantinya yang akan clean up, revisi dan finalisasi touch untuk semuanya.
Dari storyboard yang ada (seperti disebut hari sebelumnya, storyboard berbentuk grid-grid), bagi manjadi beberapa bagian dan assign ke tim. Designer disini bertugas sebagai tailor dan memperbaiki design yang telah selesai.
Secara ideal, jika waktu mencukupi dan designer lebih dari satu didalam tim design sprint, sebaiknya ini menjadi pekerjaan mereka untuk mendapatkan hasil yang maksimal.
Fokus dan saling membantu
Sekali lagi bukan berarti ketika membuat prototype tidak ada timebox-nya.
Untuk menjaga fokus, timer tetap diberlakukan, supaya tim dapat mengukur kecepatan dan malakukan berbagai hal yang perlu untuk set ontime.
Tugas fasilitator untuk mengawasi dan mengarahkan tim untuk tidak membuang waktu percuma seperti check email, browsing dan lain-lain, sedangkan banyak bantuan diperlukan untuk memaksimalkan prototyping.
Review cepat
Usai pembuatan beberapa design, anggota tim yang tidak memiliki workload atau assignment khusus di fase prototype dapat menempatkan diri untuk review cepat.
Tetap dibatasi dengan waktu, direkomendasikan 5 menit saja tidak lebih jika dikerjakan secara paralel.
Review dari outsider
Final reviewer sebaiknya bukan dari anggota tim, bisa dari staff lain atau executive, hal ini untuk mendapatkan kritik dari fresh thinker.
Sebaiknya review ini dilakukan jangan diakhir sesi, karena jika ada sesuatu yang perlu diperbaiki, maka masih ada waktu untuk itu.
Pastikan untuk konsistensi dan typos, kemudian jika butuh konten segera untuk menyiapkan sesuai dengan konteksnya, misalnya menampilkan berita dari kompas.
Sekali lagi we are not doing perfect but good, jangan menghabiskan waktu untuk tweak button style.
It’s better to be done with something good enough than to be half-finished with a masterpiece
Hari berikutnya, Design Sprint (Jumat) – Validate
Sebelumnya, Design Sprint (Rabu) – Decide
…
Refrensi:
Jake Knapp, The Product design sprint Day 4 Prototype, (https://library.gv.com/the-product-design-sprint-prototype-day-4-ebab764ac69f)
Leave a Reply